Bahasan mengenai dunia perekatan merupakan bahasan yang sangat luas dan menarik. Salah satu topik penting saat kita bicara mengenai perekatan adalah energi permukaan.
Pengertian Energi Permukaan
Pernahkah Anda mengaplikasikan poles pada mobil? Ada beberapa poles mobil di pasaran. salah satunya adalah beeswax atau lilin lebah. Yang lain banyak juga yang terbuat dari lilin namun kualitasnya di bawah beeswax. Hanya saja, setelah dipoles kita akan mendapati hasil yang agak mirip. Salah satunya efek penggunaan poles tersebut ketika mobil terkena air.
Coba perhatikan. Pasca dipoles, tumpahan air pada mobil akan berbentuk butiran kecil. Poles tersebut seolah menangkal air agar tidak membasahi mobil.
Di lain waktu, Anda juga bisa memerhatikan apel yang baru dibeli. Apel biasanya dilindungi lapisan lilin yang aman dimakan supaya apel tidak cepat busuk. Ketika air dicipratkan ke apel yang belum digerus lapisan lilinnya, air akan membentuk buliran yang kecil-kecil. Air akan sulit membasahi apel tersebut dan merembes ke bagian dalam buah.
Nah, lapisan poles dan lilin pada buah tersebut bisa dikatakan memiliki energi permukaan rendah. Derajat energi permukaan atau surface energy menunjukkan tingkat kemudahannya berikatan dengan material lain. Semakin tinggi surface energy, maka material tersebut semakin mudah “berinteraksi” dengan material lain. Adapun, semakin rendah surface energy, maka semakin sulit material tersebut berinteraksi dengan material yang lain.
Apa Dampaknya pada Perekatan?
Bahasan mengenai energi permukaan ini merupakan topik penting dalam dunia perekatan. Kenapa begitu? Sebab, keberhasilan perekatan tergantung pada kemudahan material berinteraksi dengan material yang lain.
Pada proses perekatan, terdapat 3 komponen yang saling berhubungan. Dua komponen adalah bahan yang hendak direkatkan satu sama lain, sedangkan satu komponen lainnya adalah adhesive yang digunakan.
Bayangkan begini. Dua komponen itu sangat sulit berinteraksi dengan bahan yang lain. Akibatnya, perekatan pun tidak akan berhasil. Padahal, keberhasilan perekatan ditentukan 2 ikatan. Yang pertama adalah ikatan antara lem dengan bahan yang akan dilem. Dan yang kedua adalah ikatan antara molekul lem yang satu dengan yang lainnya.
Contoh
Pernahkah Anda memerhatikan perekatan pada kertas dan pada pipa plastik? Merekatkan kertas sangat amat mudah dilakukan. Kertas memiliki energi permukaan yang tinggi. Saat kita mengolesi lem di permukaan kertas, lem akan meresap dan berikatan dengan substrat kertas. Alhasil, proses pengeleman pun akan berjalan lebih cepat. Bahan lem yang digunakan juga beragam. Bahkan banyak masyarakat awam yang kadang mengelem kertas dengan nasi sisa makanan.
Di sisi lain, merekatkan pipa plastik dengan pipa plastik lainnya membutuhkan suatu penanganan tersendiri. Oleskan saja lem di atas pipa plastik. Apa yang akan terjadi? Apakah lem akan meresap pada pipa plastik? Tidak. Kalau dibiarkan dalam waktu yang lama, maka lem akan kering di permukaan pipa dan dengan mudah dikelupas.
Merekatkan kertas pada pipa lebih mudah dilakukan sebab kertas memiliki energi permukaan yang tinggi. Tapi sekali lagi, perekatan pipa dengan pipa untuk kebutuhan industri jelas lebih sulit untuk dilakukan.
Oleh sebab hal inilah memerhatikan energi permukaan sebuah material sangat penting dilakukan. Apalagi bila Anda hendak mengelem bahan yang secara umum memiliki surface energy yang rendah. Misalnya saja bahan plastik, logam, kaca atau gelas, dan lain sebagainya. Pada perekatan bahan yang surface energy-nya rendah, kadang dibutuhkan lem khusus yang bisa merekatkan atau membentuk bonding tanpa harus meresap dengan baik ke bahan tersebut.
Bagaimana dengan Perekatan Kayu?
Bila kita membahas mengenai energi permukaan, sebetulnya yang paling penting memerhatikan tema ini adalah mereka yang ingin mengelem plastik, kaca atau gelas, hingga logam. Adapun, bahan organic seperti kayu, kertas, dan serat alam merupakan bahan yang lebih mudah dilem. Sebab bahan tersebut memiliki surface energy yang tergolong baik dan memadai untuk pengerjaan perekatan yang mudah.
Akan tetapi, bukan berarti kita bisa sembarang membeli lem kayu lho. Beberapa jenis lem lebih mudah digunakan dibanding jenis lem lainnya. Material kayu pun sifatnya berbeda-beda, ada yang mudah direkatkan, namun ada juga yang tidak. Beberapa yang sulit dilem bukan disebabkan karena surface energy yang rendah tapi karena adanya zat atau kandungan kimia tertentu pada kayu.
Makanya, bagi Anda yang mengerjakan proyek perkayuan, pemilihan lem harus dilakukan secara seksama. Gunakan lem terbaik untuk material ini, yaitu lem Crossbond X3 dan lem Crossbond X4.
Lem Kayu Crossbond
Crossbond adalah lem untuk perekatan kayu berformula dasar polyvinyl acetate (PVA glue) water based. Uji di lapangan sudah membuktikan Crossbond bisa digunakan pada berbagai jenis kayu dengan hasil yang sangat memuaskan. Lem ini juga bisa digunakan untuk mengelem bambu dan juga rotan.
Crossbond sangat cocok untuk Anda yang bergerak di industri furniture, konstruksi, dan wooden craft. Bagi para penghobi kayu, lem ini juga merupakan lem terbaik untuk proyek-proyek Anda. Apalagi Crossbond juga tersedia dalam ukuran berbeda untuk kebutuhan industri serta non industri.
Varian Crossbond terdiri atas dua tipe. Tipe pertama adalah Crossbond X3 yang merupakan lem indoor untuk mengelem aneka sambungan kayu. Adapun, tipe kedua ialah Crossbond X4 yang merupakan lem indoor – outdoor untuk mengelem permukaan lebar seperti instalasi lantai dan perekatan tripleks.
Beli Crossbond yuk!
Mari beli adhesive Crossbond. Crossbond adalah lem yang didesain untuk mengelem aneka jenis kayu. Anda bisa membeli lem ini dengan dua prosedur utama. Prosedur pertama adalah membeli secara langsung di Bio Service Point yang berlokasi di Yogyakarta, Jepara, dan juga Cirebon. Atau, Anda juga bisa membeli di agen kami yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Hubungi CS kami untuk info agen kami yang paling dekat domisilinya dengan Anda.
Kedua, Anda bisa membeli produk kami secara daring. Anda bisa membeli di toko daring, atau langsung memesan ke CS kami saja. Seterusnya, silahkan hubungi CS kami bila ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut mengenai adhesive ini dan tips untuk menggunakannya secara optimal.
Simpulan
- Salah satu konsep yang perlu diperhatikan saat melakukan perekatan adalah konsep energi permukaan.
- Surface energy mengindikasikan mudah tidaknya sebuah material dilem.
- Semakin tinggi surface energi, maka semakin mudah pula material itu dilem.
- Contoh bahan yang sulit dilem adalah botol plastik, sedangkan yang mudah dilem adalah kertas.
- Saat membeli lem untuk bahan tertentu, Anda perlu memerhatikan bahan ini. Khususnya bagi Anda yang membutuhkan lem untuk kebutuhan industri.
Kiranya, semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda ya. Ikuti terus berbagai update menarik lainnya di lemkayu.net dan Anda akan memperoleh berbagai informasi menarik seperti mengenai energi permukaan ini.
Rekomendasi Untuk Anda
- Lebih Dekat Mengenal Perekatan Kayu Lapis dan Lem yang Dibutuhkan
- Persiapan Pengeleman pada Permukaan Media
- Perekatan Kayu: Sebuah Pemahaman Lebih Dekat
- Distributor Lem Kayu Aman Crossbond Untuk Perekatan Furniture
- Grosir Lem Kayu Super Kuat Crossbond Untuk Perekatan Perabotan Kayu
- Perekatan Batu Alam dengan Eva Phaethon, Hasil Rekat dan Menawan
Pilihan Menarik Lainnya
- Bagaimana Cara Membuat Kerajinan Kayu Tempat Lilin? Ini Dia Panduannya
- Karakteristik dan Pemanfaatan Kayu Oak di Indonesia
- Mengenal Kegunaan Mesin Router dan Tips untuk Menggunakannya
- Mengapa Penting Menggunakan Klem atau Clamp Press? Ini Alasannya
- Mengenal Mesin Jointer dari Fungsi sampai Cara Kerjanya
- Jenis-jenis Lem untuk Plastik yang Bagus Digunakan
- Lem yang Bagus untuk Tripleks Ternyata Crossbond
- Mengenal Dua Jenis Lem HPL dan Keunggulannya
- Apa Saja Perbedaan Lem untuk Konstruksi dan Laminasi?
- Wajib Tahu! Ini Aneka Jenis Kegagalan Pengeleman!
- Jenis Lem Plastik Tahan Air yang Recommended
- Tutorial Cara Membuat Meja Ruang Tamu Sendiri dengan Biaya Murah