Kandungan bahan kimia pada lem atau perekat sangat relatif tergantung pada jenis adhesive-nya. Hampir semua lem saat ini juga merupakan lem sintetis. Beberapa lem alami memang masih bertahan. Misalnya saja lem kak. Namun penggunaannya sudah sangat jarang. Kealamian lem kak pun tak membuatnya lebih aman digunakan. Malah formulasi lem ini dinilai bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Yang harus dicermati masyarakat adalah istilah “bahan kimia” yang seringkali berkonotasi buruk. Padahal bahan kimia itu sendiri sebenarnya mengacu pada semua material yang kita kenal. Toh, mulai dari kain sampai air, kesemuanya terdiri dari molekul-molekul kimia bukan? Dengan demikian, kandungan kimia dalam adhesive belum tentu mengindikasikan zat tersebut berbahaya. Meski kita bisa menentukan bahaya tidaknya sebuah adhesive dari bahannya. Malah kekuatan dan ketahahanan adhesive pun bisa ditentukan dari uji pada kandungan bahan ini.
Bagaimana Mengetahui Kandungan Bahan kimia pada Lem?
Seperti dijelaskan di atas, kandungan dalam adhesive akan menentukan kualitas keamanan hingga ketahanan produk terkait. Jadi memang penting bagi kita untuk mengetahui secara pasti apa jenis kandungan bahan kimia lem tersebut. Untuk mengetahuinya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Misalnya:1. Mencermati pada kemasan produk2. Mencermati pada TDS MSDS produk 3. Bertanya langsung pada perusahaan bersangkutan4. Bertanya pada ahli
Contoh Bahan Kimia pada Lem atau Perekat yang Berpengaruh pada Fungsinya
Di pasaran, telah terdapat banyak adhesive yang kita kenal. Jenis-jenis lem tersebut secara umum merepresentasikan kandungan bahan kimia di dalamnya. Misalnya lem epoxy yang mengandung resin serta hardener, lem PU yang mengandung polyurethane, lem super yang mengandung cyanoacrylate, hingga lem urea formaldehida yang mengandung urea dan formalin.
Di lemkayu.net, kami juga menyediakan dua jenis adhesive yang bisa dibedakan berdasarkan material pembuatnya. Keduanya adalah:
Lem PVAc atau Polyvinyl Acetate
PVAc bisa dibilang merupakan formulasi terbaik adhesive dibanding yang lainnya. Dari aspek kekuatan hingga ketahanan, lem ini sangat unggul. Fine woodworking magazine bahkan menempatkan PVAc waterproof sebagai lem terkuat mengalahkan PU, epoxy, dan urea formaldehinda. Oleh sebab itulah adhesive dari jenis ini sangat banyak digunakan. Apalagi dari segi keamanannya juga sangat baik.
Lem berbasis PVAc yang kami sediakan adalah Crossbond dan Ultra Phaethon. Crossbond merupakan lem kayu, sedangkan Ultra Phaethon adalah lem untuk berbagai jenis kerajinan. Keduanya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri craft maupun woodworking.
Lem EVA atau Ethylene Vinyl Acetate
Lem kedua yang kami sediakan berdasarkan bahan kimia pada lem atau perekat adalah lem EVA, yang produknya bernama Eva Phaethon. EVA atau ethylene vinyl acetate adalah lem terbaik untuk perekatan media beda karakter. Lem ini kami sediakan mengingat banyak industri woodworking membutuhkan lem yang bagus untuk finishing tempel yang melibatkan HPL dengan kayu olahan.
Jadi manakah lem yang sebaiknya digunakan? Apakah lem PVAc Crossbond, PVAc Ultra Phaethon, atau EVA Eva Phaethon? Tentu saja jawabannya harus disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Rekomendasi Untuk Anda
Pilihan Menarik Lainnya
- Ini Dia Beragam Jenis Lem Berdasarkan Reaktivitasnya!
- Mengenal Jenis-jenis Furniture dan Adhesive Terbaik untuk Pembuatannya
- Aneka Jenis Bahan Perekat untuk Konstruksi Kayu yang Harus Anda Tahu
- Mengenal Merk Lem Terbaik untuk Kayu, Crossbond!
- Mengenal Nama-nama Lem Beserta dengan Fungsi dan Harganya
- Kenali Jenis Lem Kayu, dari Aibon hingga PVAc
- Mengenal Kayu Laminasi dari Pengertian sampai Fungsinya
- Memilih Alternatif Lem PVA selain Lem Kayu Fox
- Yuk Mengenal Pengertian dan Fungsi Honeycomb Paper!
- Mengenal Lem Glukol mulai dari Pengertian, Bahan, sampai Keunggulannya
- Lebih Jeli dengan Produk Lem Kayu Alami
- Informasi Lengkap Jenis dan Harga Merk Lem Kayu Rajawali